Selasa, 12 Mei 2009

Kelestarian Lingkungan dalam Prespektif Islam

Islam adalah agama rahmatan lil’alamin, artinya Islam diyakini tidak hanya diperuntukkan bagi kalangan pemeluknya sendiri. Islam merupakan rahmat bagi pemeluk agama lain, bangsa non-arab, bahkan tumbuhan, hewan dan makhluk hidup lain. Konsepsi ini akan benar - benar applicable jika pemeluknya memahami substansi pengamalan ajaran Islam itu sendiri.
Islam dalam praktiknya tidak hanya mengurusi masalah ibadah rutin saja seperti sholat, puasa, haji dan lainnya. Urusan kebangsaan, muamalah termasuk menjaga kelestarian lingkungan menjadi tugas utama dalam ber-Islam. Justru itu pemahaman agama yang sempit dan terkotak - kotak pada wilayah yang semakin membuat Islam terpojok perlu dihilangkan. Karena Islam senantiasa mengedepankan nilai kedamaian, sejuk dan tidak sempit pikir. Pertanyaannya adalah bagaimana Islam berbicara tentang lingkungan hidup?
Tulisan ini bermaksud mengupas persoalan kelestarian lingkungan hidup dengan pendekatan perspektif Islam. Dalam ulasannya penulis akan menggunakan dalil naqli yang bersumber langsung dari Al quran dan Sunnah Rasulullah serta sumber referensi lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
Ironis memang Indonesia yang notabene adalah negara dengan jumlah penduduk Islam terbesar didunia tetapi sangat rendah dalam hal melestarikan lingkungan. Menurut kaca mata saya kelestarian lingkungan tidak dimaknai hanya dengan melakukan program reboisasi dan rehabilitasi lahan saja. Program itu memang bagian dari upaya kelestarian lingkungan. Tetapi persoalan kelestarian lingkungan hidup mestinya berangkat dari hal - hal yang kita anggap sepele seperti : membuang sampah pada tempatnya, membuang puntung rokok pada tempatnya, menjaga kebersihan diri, rumah dan lingkungan masyarakat.
Keresahan itu semakin mencuat dimana tingkat sadar lingkungan dan sadar bersih masyarakat Islam di dunia masih sangat rendah. Kita pantas iri melihat tata kota negara Singapura misalnya yang sangat rapi, bersih, asri, berwawasan lingkungan. Bahkan negara yang berdekatan dengan Riau itu dengan tegas memberikan sanksi bagi warganya yang kedapatan membuang sampah sembarangan. Bagaimana dengan Indonesia? Jauh panggang dari api, bahkan di wilayah - wilayah pemerintahan yang seharusnya memberikan tauladan utama bagi masyarakatnya terlihat sangat tidak bersih. Sampah berserakan. Merokok sembarangan dan kamar mandi yang kotor.
Jika kita analisa dengan seksama sesungguhnya bukan Islam yang menjadi kambing hitam dalam persoalan ini. Problem ini muncul dari pemeluknya yang tidak menyadari pentingnya kebersihan lingkungan. Didalam Al quran, dijelaskan ”Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan manusia. Supaya Allah SWT merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali kepada jalan yang benar. ( QS AR Ruum : 41 ). Jelas bahwa sesungguhnya kerusakan lingkungan baik itu didarat seperti; kebakaran hutan, banjir, tanah longsor, penyakit menular, maupun dilaut seperti; pencemeran air laut, matinya flora laut, punahnya ikan dan makhluk hidup laut lainnya, adalah mata rantai dari kerusakan lingkungan akibat perbuatan manusia.
Larangan Allah SWT terhadap pemeluknya agar tidak melakukan kerusakan lingkungan sesungguhnya sangat tegas. Mari kita simak terjemahan ayat berikut; Dan janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang ? orang yang berbuat baik.( QS Al-A’raaf: 56 ).
Lebih jauh lagi silahkan simak Surat Al- Baqarah Ayat 11,12,27,60; Asy-Syura : 152; Al-Qhasas: 77. Islam dengan pemeluk yang tersebar di seluruh penjuru dunia seharusnya mampu mengagendakan program kelestarian lingkungan.
Jika direfleksikan kembali, Indonesia justru negara yang penduduk muslimnya terbesar di dunia. Perspektif Islam mengenai lingkungan sudah sangat jelas dan gamblang bahwa lingkungan merupakan karunia Yang Maha Kuasa dan harus kita syukuri serta dinikmati. Namun sayang kita sebagai seorang muslim belum memiliki kesadaran terhadap pentingnya melestarikan lingkungan.
Dalam kitab suci Al-quran sudah jelas bahwa Allah berfirman lingkungan hidup sebagai alam sekitar dengan segala isi yang terkandung di dalamnya merupakan anugerah yang harus diolah/ dimakmurkan, dipelihara dan tidak boleh dirusak. Kelestarian lingkungan hidup merupakan persoalan yang sangat diperhatikan dalam Islam. Ia adalah bagian dari ibadah.
Sehingga dengan demikian keimanan tidak hanya dimaknai sebagai ibadah vertikal semata melainkan juga ibadah horizontal. Inilah yang disebut cendikiawan Islam Moeslim Abdurrahman dengan kesalehan sosial. Kesalehan ini penting diamalkan sebab ini merupakan prioritas agama Islam selain kita melalukan ibadah vertikal sebagai wujud keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Rab Semesta Alam.
Sebagai orang muslim kita dituntut untuk beragama Islam secara kaffah (total). Dengan demikian kita juga harus melaksanakan perintah-perintah Allah tersebut dengan penuh tanggung jawab. Dan salah satu perintah Allah AWT yang belum kita laksanakan dengan konkret adalah memelihara lingkungan hidup disekitar kita sehingga pemanasan global yang akir-akhir di sedang digembar-gemborkan dapat kita minimalkan.
Sekalipun oleh pemerintah sudah diupayakan payung hukum serta kebijakan mengenai tata pelestarian lingkungan nyatanya di lapangan kita tidak konsisten dalam memperjuangkan terpeliharanya ekosistem di sekitar kita. Wujud syukur terhadap anugerah Allah SWT dalam praktiknya hanya kita fahami dalam makna yang sempit. Akhirnya selama ini kita terjebak pada keimanan yang ritualistik. Pemahaman rasa syukur dalam praktiknya hanya sebatas dimaknai dalam wujud dzikir dan doa yang vertikal. Namun kita belum melakukan aksi-aksi yang terprogram untuk melestarikan lingkungan. Kejadian ini sungguh amat memalukan sebabnya justru orang-orang di luar Islam-lah yang begitu peduli terhadap kelestarian lingkungan.
Berpijak dari masalah ini sudah seharusnya kita sebagai seorang muslim memulai langkah-langkah konkret untuk meyelamatkan kelesatarian lingkungan dengan konkret. Soalnya sebagai negara muslim terbesar selayaknya kita memberikan kontribusi besar terhadap gerakan yang dicanangkan UNEP dimuka. UNEP atau United Nations Enviroment Programe, sebuah organisasi Internasional yang bergerak di bidang kelestarian lingkungan hidup. Hari Minggu tanggal 5 Juni 2005 lalu, kita memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Pada peringatan hari lingkungan hidup kali ini United Nations Environment Programe (UNEP) mengkampanyekan tentang signifikansi membangun perkotaan yang ramah lingkungan. Pada momentum ini, UNEP memilih Kota San Fransisco, California, Amerika Serikat, sebagai tuan rumah perayaan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2005 tersebut.
Upaya kelestarian lingkungan itu tidak harus diinstruksikan oleh pemerintah setempat. Kesadaran individu yang berangkat dari hati nurani adalah kunci utama pembangunan berwawasan lingkungan. Rumusan 3M Aa- gym, yaitu Mulailah dari yang kecil, mulailah dari diri sendiri dan Mulailah dari sekarang patut kita renungkan dan aplikasikan.
Disamping itu, semangat kebersamaan dalam bingkai kemasyarakatan perlu digalakkan. Kerjasama dari pemerintah, Civil Society dan kelompok swasta dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan adalah modal kedua setelah kesadaran pribadi. Dengan begitu, bukan sebuah kemustahilan lingkungan ini dapat kita perbaiki kembali.
Hanya saja meskipun tidak ada perintah dari pemerintah, kesadaran pribadi dan warga untuk memperhatikan dengan serius dan konkret terhadap lingkungan sekitarnya tetap harus ditumbuhkembangkan. Selain perkampungannya menjadi lebih asri dan enak dipandang mata, polusi udara bisa dikurangi. Dan ini sudah barang tentu bermanfaat besar bagi kesehatan jasmani dan rohani kita.
Dalam Islam jelas bahwa bersikap bersih sebagai wujud cinta lingkungan adalah bagian dari Iman, Anna zhofatu minal Iman. Kebersihan sebagian dari iman. Sebagai muslim sejati mari kita berlomba - lomba dalam kebaikan (fastabiqul khoirot) untuk mewujudkan kebersihan lingkunan sesuai dengan ajaran kita.
Semoga kelak kita dapat mempersembahkan alam semesta yang asri dan nyaman ini untuk warisan bagi anak cucu kita. Warisan yang terindah, bukan lagi hanya sebuah mimpi tapi menjadi berwujud nyata. Amin.

Dari berbagai sumber...

Tidak ada komentar: